Rabu, 11 November 2009

PLTA SIPANSIHAPORAS

PENDAHULUAN :

PLTA sipansihaporas dibangun untuk menunjang sistem kelistrikan yang ada di sumatera utara dan aceh yang juga mempunyai arti khusus didalam pertumbuhan kegiatan usaha ketenaga listrikan Indonesia saat ini.

PLTA sipansihaporas berlokasi didesa HUSOR,Sibuluan dan Sihaporas Kecamatan Sibolga ,Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara, mempunyai kapasitas 50 MW (33 MW + 17 MW) dan diharapkan mampu memproduksi energi sebesar 203,6 GWh per tahun.

Adapun Pusat listrik yang ada di SIPANSIHAPORAS, terdiri dari dua power stasion dan satu Dam site. Antara power station 1 (PS1) dan Power Stasion 2 (PS2) letak nya tidak pada satu elevasi, tapi bertingkat yaitu : -

- PS 2 terletak pada elevasi 36,8 mtr dari atas laut. Operation Komersial pada September thn 2002 dgn daya terpasang 17 MW.

- PS1 terletak pada elevasi 107 mtr dari atas laut .Operation komersial pada September thn 2004 dengan daya terpasang 33 MW.

- Serta Dam Site terletak pada elevasi 239 mtr dari atas laut. yang berfungsi sebagai regulator untuk pasokan air ke PLTA PS1.


LATAR BELAKANG .

Pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas bertujuan untuk menunjang kebutuhan akan tenaga listrik didaerah Propinsi Sumatera Utara yang semakin meningkat serta mengurangi ketergantungan akan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak.

Pelaksanaan pembangunan Pusat Pembangkit Listrik dan Jaringan Transmisi 150 kV di Sumatera Utara dan Aceh dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh disingkat PIKITRING SUAR.

Setelah Proyek Pembangunan selesai PIKITRING SUAR menyerahkan kepada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara disingkat KITSU dalam pengelolaan operasionalnya.


DISKRIPSI PROYEK.

PLTA Sipansihaporas merupakan pembangkit listrik tenaga air yang dapat membangkitkan daya sebesar 50 MW. Bersumber dari dua Power Station yaitu : Power Station 1 (PS 1) di Upstream, merupakan Pembangkit listrik tenaga air tipe kolam (pondage) dengan konstruksi Regulating Dam dari pertemuan tiga aliran sungai yaitu , Aek Sarumanggita, Aek Natolbak, Aek Bargot.

Power Station 2 (PS2) terletak di Downstream merupakan Pembangkit listrik tenaga air tipe Run of River, yaitu memanfaatkan air keluaran (TailRase) dari PS1.

Kedua Power House pembangkit ini menggunakan tipe semi bawah tanah ( Ground Type ) .

Luas DAS Sipansihaporas dihulu PS1 dan PS2 berturut-turut sekitar 196 km² dan 210 km². Air dari Regulating Dam dialirkan melalui terowongan bawah tanah sepanjang 1.502 m dan pipa pesat sepanjang 272 m menuju PS1 didesa Husor. Kemudian air dari PS1 dibendung lagi dengan Dam beton setinggi 14,8 m dan dialirkan melalui terowongan/Tunel sepanjang 115,9 m ke PS2 di desa Sihaporas.

Luas genangan untuk Regulating Dam sekitar 18,4 ha dengan kapasitas tampung air sebesar 2,288 juta m³. Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan PLTA sendiri sebesar 191 ha, yang sebagian besar merupakan kawasan hutan.

Kapasitas terpasang dari PLTA Sipansihaporas sebesar 50 Mw, diharapkan mampu memproduksi energi sebesar 203,6 GWh pertahun. Produk Listrik yang dihasilkan masuk kedalam sistim jaringan 150 kV double sirkit sepanjang 8,9 km ke Gardu Induk Sibolga. Gbr no.1 dan Gbr no.2.


Maksud and Tujuan .

Pelaksanaan pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas yang nantinya merupakan pusat pembangkit tenaga air mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : -

1. Menambah keandalan sistim kelistrikan di Sumatera Utara dan Aceh.

2. Meningkatkan mutu penyaluran tenaga listrik ke konsumen terutama Tapanuli Tengah dan kota Sibolga.

3. Mengurangi pusat-pusat pembangkit yang memiliki biaya operasional per kWh yang tinggi diantaranya PLTD dan PLTG, karena biaya operasional PLTA relative lebih rendah.

4. Memperbanyak pembangkit yang memakai b.bakar terbarukan.

5. Membangun daerah parawisata di desa Sibuluan, kecamatan Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah yang akan menambah pendapatan daerah setempat.

Aspek Lingkungan :

Pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas memerlukan lahan untuk konstruksi yang relative kecil seluas kurang lebih 196,5 Ha, karena sebagian kostruksi terletak dibawah tanah.

Untuk mencegah kerusakan ekosistem didaerah tapak proyek dan sekitarnya telah dilakukan studi AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) dalam rangka penyusunan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL ( Rencana Pemantauan Lingkungan) .

Oleh komisi AMDAL Pusat Departemen Pertambangan dan Energi untuk mengevaluasi dampak penting yang bersifat positif maupun negative yang diperkirakan akan terjadi. Hasil evaluasi persetujuan AMDAL, RKL dan RPL ini terluang didalam surat persetujuan No.2694/0155/SJ.T/1996 tgl 3 Juli 1996.

Manfaat penting yang diperkirakan akan timbul antara lain :

Dampak Positif :

1. Membangkitkan tenaga listrik sebesar 50 MW setara dengan 203,6 GWh per tahun.

2. Memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

3. Meningkatkan kesempatan kerja dan alih keterampilan.

4. Mengembangkan obyek wisata alam.

5. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum.


ISO yang ada di PLTA Sipansihaporas :

ISO merupakan kepanjangan dari International Standard Organization , yaitu organisasi dunia yang berpusat di SWISS dan berfungsi menetapkan standard suatu kegiatan yang diakui didunia Internasional.

PT (PERSERO) SEKTOR PANDAN dan Unit PLTA Sipansihaporas telah berhasil menerapkan dilingkungannya seperti : ISO 14001 sejak thn 2005 , ISO 9001 sejak tahun 2006 dan SMK3 sejak tahun 2005.

Adapun ISO 14001 adalah suatu penilaian yang berkaitan dengan sistim manajemen lingkungan atau dengan kata lain merupakan bentuk pengakuan tertinggi atas keberhasilan sebuah perusahaan dalam mengelola lingkungan.

ISO 9001 berkaitan dengan proses kegiatan yang berisi standarnisasi dan penilaian dalam hal kwalitas atau mutu produk, atau lazim juga disebut sebagai Sistim Manejemen Mutu.

Sedangkan SMK3 adalah salah satu bentuk pengakuan dari suatu badan Internasional yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Implentasinya di PT PLN (Persero) Sektor PANDAN dan Unit PLTA Sipansihaporas, ketiga system tersebut sudah terintegrasi, meliputi kebijakan perusahaan,perencanaan, penerapan,tindakan koreksi, pengkajian dan tinjauan manajemen yang akan ditindak lanjuti dengan penyempurnaan berkelanjutan.

Di Indonesia ada beberapa lembaga resmi yang diberi izin dan terdaftar untuk melakukan penilaian (audit) sertifikasi. Dan PT PLN (Persero) Sektor PANDAN dan Unit PLTA Sipansihaporas memakai badan sertifikasi dari TÜV Reinland Group.